Blogger templates

Pages

Thursday, October 17, 2019

Hardware Pada Layer OSI




Perbedaan Hub, Switch dan Router serta posisinya pada layer OSI


Perbedaan Switch, Hub dan Router.

Switch
        Switch merupakan suatu device pada jaringan yang secara konseptual berada pada layer 2 (Datalink Layer). Switch pada saat pengirimkan data mengikuti MAC address pada NIC (Network Interface Card) sehingga switch mengetahui kepada siapa paket ini akan diterima. Jika ada collision yang terjadi merupakan collision pada port-port yang sedang saling berkirim paket data misalnya ketika ada pengiriman paket data dari port A ke port B dan pada saat yang sama ada pengiriman paket data dari port C ke port D, maka tidak akan terjadi tabrakan (collision) karena alamat yang dituju berbeda dan tidak menggunakan jalur yang sama. Semakin banyak port yang tersedia pada switch, tidak akan mempengaruhi bandwidth yang tersedia untuk setiap port.

        Ketika paket data dikirimkan melalui salah satu port pada switch, maka pengiriman paket data tersebut tidak akan terlihat dan tidak terkirim ke setiap port lainnya sehingga masing-masing port mempunyai bandwidth yang penuh. Hal ini menyebabkan kecepatan pentransferan data lebih terjamin.
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa switch lebih baik daripada hub baik secara perbandingan konseptual maupun secara prinsip kerjanya yang dapat membuat terjadinya collosion.

Hub
        Hub adalah sebuah perangkat jaringan komputer yang berfungsi untuk menghubungkan peralatan-peralatan dengan ethernet 10BaseT atau serat optik sehingga menjadikannya dalam satu segmen jaringan. Hub bekerja pada lapisan fisik (layer 1) pada model OSI.
        Jika jumlah port yang tersedia tidak cukup untuk menghubungkan semua komputer yang akan dihubungkan ke dalam satu jaringan dapat digunakan beberapa hub yang dihubungkan secara up-link. Port yang tersedia biasanya sampai 8, 16, 24 atau lebih banyak sesuai kebutuhan. Untuk kecepatan, dapat digunakan HUB 10 atau Switch 10/100. Sebaiknya menggunakan 10/100 karena dapat digunakan untuk jaringan berkecepatan maksimal 10 atau 100. Hub ada yang mendukung penggunaan kabel coax yang mendukung topologi BUS dan UTP yang mendukung topologi STAR. Namun tipe terbaru cenderung hanya menyediakan dukungan untuk penggunaan kabel UTP.

Router
        Alat yang bertugas untuk mengantarkan paket data dalam jaringan. Router dapat digunakan jika tersambung paling tidak dengan dua jaringan yang berbeda sehingga pengaturan tersebut membutuhkan sebuah router. Router berada di sisi gateway sebuah tempat dimana dua jaringan LAN atau lebih disambungkan. Router menggunakan HEADERS dan daftar tabel pengantar (Forwarding Table) untuk menentukan posisi yang terbaik untuk mengantarkan sebuah paket jaringan dan juga menggunakan protokol seperti ICMP, HTTP untuk berkomunikasi dengan LAN lainnya dengan konfigurasi terbaik untuk jalur antar dua host manapun.

Switch, Hub dan Router pada Layer OSI
 Router bekerja pada layer 3 OSI (network)
 Switch bekerja pada layer 2 OSI (datalink)
 Hub bekerja pada layer 1 OSI (fisik)
Switch juga dapat bekerja pada layer 3 OSI tergantung pada referensi OSI Model yang dipergunakan.

Dilihat secara fungsi antara hub dan switch ada persamaan yaitu sama mengantarkan paket data dari sumber ke tujuan dalam jaringan komputer. Akan tetapi kalau dilihat secara konseptual masing-masing mempunyai kemampuan yang berbeda baik dari segi kecepatan maupun dari sisi sitem kerjanya.

Di dalam hub tidak ada proses apa-apa dalam menangani traffic jaringan. Hub hanya mengulang sinyal yang masuk ke seluruh port yang ada pada hub tersebut. Berbeda dengan switch, di dalam switch setiap port berfungsi juga sebagai suatu bridge. Jika suatu port terhubung dengan suatu device maka secara prinsipal setiap device akan bersifat independen terhadap device lainnya.
Hub mempunyai kelemahan yaitu akan terus mengulang-ulang sinyal yang berupa paket data ke semua arah (jalur yang ada) walaupun sebenarnya paket data tersebut sudah diterima oleh komputer tujuan. Hal ini akan menyebabkan frekwensi collision lebih sering terjadi.

Transfer data switch lebih cepat daripada hub karena switch langsung mengirim paket data ke komputer 
tujuan, tidak mengirim ke seluruh port yang ada (broadcast) sehingga bandwidth yang ada pada switch dapat digunakan secara penuh.
Perbedaan lainnya lagi adalah bahwa 10/100 ethernet hub hanya bekerja secara half-duplex, yang berarti sebuah device hanya dapat mengirim atau menerima data pada suatu waktu tertentu. Switch mampu bekerja secara full-duplex yang artinya mampu menerima dan mengirimkan data pada saat yang bersamaan.

Perbedaan mendasar antara switch versus router adalah router menggunakan metode ’store and forward’. Sedangkan switch bekerja dengan cara on the fly switching. Router mengambil seluruh paket sebelum paket tersebut diteruskan ke tujuan. Metode store and forward membawa seluruh frame data ke dalam peralatan, yang kemudian di-buffer untuk dalam sebuah satuan waktu. Akan lebih jelas jika kita memperhatikan TCP/IP layers, seluruh frame header akan melewati layer data link kemudian dibawa ke layer di atasnya yaitu network layer untuk diketahui tipe dari frame-nya. Baru kemudian diteruskan ke alamat network yang dituju melalui data link layer kemabli. Proses ini berlaku untuk seluruh frame yang melintas di router. Sedangkan switch hanya mengambil 20 byte pertama dari sebuah frame. Karena switch tidak mengambil seluruh frame, namun hanya pada alamat tujuan (destination address) sebelum meneruskan frame tersebut ke alamat tujuan, maka network latency atau jeda (delay) yang terjadi akan menjadi lebih kecil dibandingkan dengan router.

Monday, October 14, 2019

Persamaan dan Perbedaan OSI Layer dengan TCP/IP Layer

   



   

      OSI Layer dikembangkan oleh sebuah organisasi yang merupakan badan standarisasi internasional ISO, pengembangan ini merupakan usaha untuk menstandarisasi komunikasi data antara berbagai vendor agar tidak terjadi monopoli agar berbagai vendor dapat berkomunikasi.


     Sedangkan TCP/IP Layer dikembangkan oleh DoD (Departement of Defense) U.S pada tahun 1970an, kenyataannya model teknologi TCP/IP ini ternyata lebih populer digunakan dipasar ketimbang model yang dikembangkan oleh OSI.

1. Persamaan OSI Layer dengan TCP/IP Layer

  1. Masing-masing model menggunakan Layer dalam menjelaskan proses komunikasi data.
  2. Memiliki Application Layer, meskipun terdapat perbedaan fungsi untuk layer tersebut.
  3. Masing-masing memiliki Transport dan Internet (network) Layer.
  4. Masing-masing menggunakan asumsi pengiriman paket data secara packet-switched dalam mencapai alamat tujuannya. Packet-Switched adalah metode pengiriman paket data, dimana paket data dapat menempuh jalur (path) yang berbeda-beda dalam mencapai suata alamat tujuan yang sama, bukan circuit-switching ( Teknologi Circuit-Switching digunakan pada analog telephone).
  5. Bagi Network Professional, kedua model tersebut di atas harus dipelajari untuk memahami konsep dasar komunikasi data di jaringan


2. Perbedaan OSI Layer dengan TCP/IP Layer

  1. Didalam OSI Layer terdapat tiga layer yang berkaitan dengan Aplikasi (Application, Presentation, dan Session) sedangkan dalam TCP/IP hanya satu Layer yaitu Application Layer
  2. Dalam OSI Layer Proses komunikasi data di dalam jaringan secara physical, dimodelkan dalam dua layer (Data Link dan Physical Layer) sedangkan pada TCP/IP dimodelkan dalam satu layer yaitu Network Access.
  3. Dalam OSI Layer memiliki 7(tujuh) Layer dalam menjelaskan proses komunikasi data di dalam jaringan sedangkan pada TCP/IP hanya memiliki 4(empat) Layer .
  4. TCP/IP lebih populer untuk digunakan karena lebih sederhana ketimbang model OSI. Teknologi yang sebagian digunakan oleh kita sehari-hari untuk mengakses internet adalah teknologi TCP/IP, bukan teknologi OSI.
  5. OSI mengembangkan modelnya berdasarkan teori, sedangkan TCPmengembangkan modelnya setelah sudah diimplementasikan. Untuk jangka panjang, kemungkinan TCP/IP akan menjadi standart dunia jaringan komputer, tidak seperti OSI.
Format IP (Internet Protocol) dikembangkan oleh TCP/IP dan lebih populer dan lebih mudah ketimbang teknologi buatan OSI salah satunya mungkin CLNP (Connectionless mode Network Service Protocol).



sumber :  https://www.google.com/amp/s/informatikalogi.com/perbedaan-osi-layer-dan-tcp-layer

Thursday, September 12, 2019

OSI LAYER


Sejarah Singkat OSI Layer


Pada era tahun 70-an, sebelum Indonesia, bahkan dunia mengenal teknologi komputer, staf ahli dan pakar perusahaan berkembang di dunia digital berlomba-lomba untuk membuat sebuah arsitektur model jaringan.

Karena adanya kompetisi, hal tersebut tidak berjalan dengan baik dan mendorong ISO untuk mengembangkan sebuah model arsitektural jaringan yang dinamakan OSI.

OSI adalah singkatan dari Open System Interconnection yang dikembangkan oleh International Organization for Standardization (ISO) Eropa di tahun 1977.

Tujuan utama dibuatnya OSI ialah sebagai jembatan komunikasi data lewat kerangka logika dengan struktur yang jelas.

Dengan ini, tidak akan ada lagi konflik ketika mengembangkan sebuah aplikasi ataupun terobosan yang memerlukan sebuah jaringan komputer.

Hal yang paling penting adalah, dunia digital dapat terkoneksi dan saling terhub8ung pada jaringan yang cepat dan efisien.




7 Layer OSI


Berbeda dengan TCP/IP yang hanya memiliki 4 layer, OSI memiliki 7 layer yang berbeda dengan cara kerja yang beragam.

OSI memiliki layer yang lebih banyak dengan tujuan agar setiap proses berjalan lebih lancar dan jelas, tanpa terlalu banyak beban.

Berikut ini penjelasan mengenai 7 macam layer OSI.





1. Layer 7 – Application Layer dan Fungsinya


Lapisan ini adalah antarmuka dan merupakan lapisan pertama yang bersentuhan dengan data.

Application Layer juga merupakan lapisan terakhir yang terlewat ketika klien sudah menerima data yang masuk.

Protokol pada lapisan ini adalah:
HTTP
FTP
SMTP
NFS

Sebagai lapisan yang melepaskan data dalam sebuah jaringan sekaligus sebagai penampil data, Application Layer memiliki fungsi utama, antara lain:
Bekerja sama antara aplikasi dan jaringan untuk menyajikan interface.
Mengatur jalannya proses untuk sebuah aplikasi mampu mengakses jaringan.
Memunculkan pesan-pesan kesalahan pada jaringan yang terkoneksi.
Menampilkan proses sebuah jaringan yang ada.


2.Layer 6 – Presentation Layer

Fungsi utama dari lapisan ini adalah menerjemahkan data yang ditransmisikan dari dan menuju aplikasi.

Tentunya, setiap data yang diterjemahkan akan sesuai dengan format aplikasi tersebut.


3. Layer 5 – Session Layer



Tujuan utama Session Layer pada lapisan OSI adalah melakukan definisi tentang sebuah koneksi bisa dibangun dan melihat prosesnya.

Ada beberapa protokol di lapisan ini, antara lain:
Redirector software
Virtual Network Computing
Remote Desktop Protocol

Lapisan ini juga bisa melakukan manajemen sebuah koneksi yang masuk, seperti membuat, memelihara, atau menghancurkan koneksi tersebut.


4. Layer 4 – Transport Layer


Lapisan ini bertugas sebagai “pengantar”. Fungsi utamanya pada lapisan OSI adalah:
Memecah kumpulan data pada paket-paket data.
Mengirimkan transisi data yang didapat dari Session Layer ke Network Layer, dan sebaliknya.
Melabeli dengan nomor setiap paket-paket data.
Memproses transmisi ulang pada paket data yang tidak ditemukan.

Transport Layer pada lapisan OSI eksis untuk membuat setiap data yang melintas bisa berjalan dari server menuju klien dengan lancar dan meminimalisir gangguan.

Peran Transport Layer sangat vital karena berada di tengah-tengah proses masif yang sedang berjalan di jaringan.


5. Layer 3 – Network Layer



Lapisan ini membantu untuk melakukan identifikasi sebuah alamat Internet Protocol (IP). Tujuannya tidak lain untuk membuat setiap pengguna terkoneksi satu dengan lainnya.

Bukan hanya itu, Network Layer juga bisa berfungsi untuk membuat header pada setiap paket data dan melakukan routing.

Tetapi, untuk melakukannya membutuhkan router dan switch layer-3.


6. Layer 2 – Data-link Layer



Lapisan ini sangat penting karena memiliki beberapa fungsi vital, seperti:
Mengoreksi kesalahan.
Menentukan bit yang masuk ke dalam kelompok sebuah frame.
Hardware experience.
Menentukan operasi dari sebuah perangkat keras (hardware).

Di Data-link Layer juga terdapat dua level lapisan data, yakni:
Logical Link Control (LLC).
Media Access Control (MAC).


7. Layer 1 – Physical Layer



Sesuai dengan nama, lapisan ini selalu berhubungan dengan kontak fisik. Di lapisan ini, hubungannya sangat erat dengan fungsi persinyalan.

Layer ini juga dikenal sebagai yang paling dekat hubungannya dengan perangkat keras (hardware) jaringan secara fisik.

Physical Layer juga memiliki fungsi untuk mendefinisikan transmisi berbagai jaringan, sinkronisasi antar bit, arsitektur & topologi jaringan, dan pengkabelan.

Pada level ini juga dapat mendefinisikan sebuah NIC (Network Interface Card) berinteraksi satu dengan lainnya (media kabel atau radio).



Cara Kerja OSI Layer

7 OSI Layer bekerja dengan cara yang unik. Pada prinsipnya, dikenal dua proses kerja pada setiap transmisi data yang dikirim ke sebuah jaringan, yakni:

Saat paket data/bit data dikirim server ke jaringan
Proses ini melibatkan hardware jaringan, yakni: switch, router, hub, dsb.
Paket data yang ditransmisikan ini akan melewati seluruh lapisan (layer) secara berurutan dari Application Layer hingga Physical Layer.
Setelah melewati Physical Layer, data diproses langsung oleh hardware komputer. Baik melalui jaringan kabel atau nirkabel, proses ini terjadi sama persis.

Saat paket data/bit dikirim dari jaringan ke komputer client
Proses ini terjadi setelah paket data diterima oleh jaringan.
Paket data tidak akan langsung muncul di komputer client, melainkan, ada beberapa proses yang terjadi.
Proses ini kemudian terjadi lagi pada OSI layer, perbedaannya, layer yang dilewati terbalik.
Proses awalnya dimulai dari Physical Layer, lalu berakhir di Application Layer, yang mana, ketika sampai di proses lapisan ini, paket data akan muncul di komputer client dalam bentuk software.

Meskipun prosesnya terlihat mudah, pada prakteknya, setiap paket data atau bit pada jaringan membutuhkan proses yang cukup panjang dan memiliki kendala tertentu (tidak melulu berjalan lancar).

Melihat cara kerja OSI Layer di atas, kalian juga akan melihat bahwa terdapat perbedaan OSI Layer dan TCP/IP.

Tapi, prinsip kerja keduanya sama, hanya saja, ada beberapa kelebihan dan kekurangan yang masing-masing memiliki karakteristik berbeda.




sumber:https://www.komputertips.com/pengertian-osi-layer/

Tuesday, August 13, 2019

Mempelajari TCP / IP

TCP/IP Models (Darpa)

  TCP/IP ini,  seperti halnya osi Layer,  yaitu sebuah standar atau yang mengatur komunikasi data sebuah komputer. TCP/IP atau Transmission Control Protokol/Intetnet Protokol adalah model jaringan yang digunakan untuk komunikasi data dalam proses tular menukar informasi (paket data) di internet. TCP/IP ini menggunakan modelnya referensi dari DARPA model. Seorang Network Engineer sudah seharusnya memahami tentang TCP/IP ini,  karena lebih simple yang hanya terdiri dari 4 Lapis, dan lebih sesuai yang dibutuhkan oleh para Network Engineer

TCP/IP saat ini dipergunakan dalam banyak jaringan komputer lokal (LAN) yang terhubung ke Internet, karena memiliki sifat:
Merupakan protokol standar yang terbuka, gratis dan dikembangkan terpisah dari perangkat keras komputer tertentu. Karena itu protokol ini banyak didukung oleh vendor perangkat keras, sehingga

TCP/IP merupakan pemersatu perangkat keras komputer yang beragam merk begitu juga sebagai pemersatu berbagai perangkat lunak yang beragam merk sehingga walau memakai perangkat keras dan perangkat lunak komputer yang berlainan, komputer dan komputer lainnya dapat berkomunikasi data melalui Internet. 

Berdiri sendiri dari perangkat keras jaringan apapun. Sifat ini memungkinkan TCP/IP bergabung dengan banyak jaringan komputer. TCP/IP bisa beroperasi melalui sebuah Ethernet, sebuah saluran dial-up, dan secara virtual melalui berbagai media fisik transmisi data. 

Bisa dijadikan alamat umum sehingga tiap perangkat yang memakai TCP/IP akan memiliki sebuah alamat unik dalam sebuah jaringan komputer lokal, atau dalam jaringan kumputer global seperti Internet.



Pengertian TCP/IP, Fungsi, Serta Kelebihan dan Kekurangannya
Kekurangan TCP/IP.



Jika mengirim data yang kecil akan kerepotan karena harus handshaking terlebih dahulu.
Lebih lambat dibandingan UDP.
Tidak bisa broadcast, Soalnya TCP ini sifatnya one to one.





Pada TCP/IP terdapat protocol utama yaitu:


1. Aplication Layer


Bertugas untuk melayani permintaan data atau servis, aplikasi pada layer ini menunggu di portnya masing-masing pada suatu antrian untuk diproses. Yang bekerja pada layer ini yaitu aplikasi:

Network Terminal Protocol (TELNET), yang menyediakan remote login dalam jaringan.
File Transfer Protocol (FTP), digunakan untuk file transfer.
Simple Mail Transfer Protocol (SMTP), dugunakan untuk mengirimkan e-mail (electronic mail).
Domain Name Service (DNS), untuk memetakan IP Address ke dalam nama tertentu.
Routing Information Protocol (RIP), protokol routing.
Open Shortest Path First (OSPF), protokol routing.
Network File System (NFS) untuk berbagi/ sharing file dalam suatu jaringan terhadap berbagai host.
Hyper Text Transfer Protokol (HTTP), protokol yang digunakan untuk web browsing.


2. Transportation Layer


Untuk membentuk sebuah sambungan antara host penerima dan pengirim sebelum kedua host tersebut berkomunikasi dan seberapa sering kedua host ini akan mengirim acknowledgment dalam sambungan tersebut satu sama lainnya. Transport layer hanya terdiri dari dua macam protocol diantaranya yaitu:

Transmission Control Protocol (TCP).
User Datagram Protocol (UDP)


3. Internet Layer


Berisi protokol yang mempunyai tanggung jawab dalam pengalamatan dan enkapsulasi paket data jaringan. Pada Internet layer terdiri dari beberapa protokol yaitu :

IP
ARP
ICMP
IGMP


4. Network Acces Layer


Network Access Layer adalah gabungan dari Network, Data Link dan Physical Layer. Network Acces Layer menyediakan media bagi sistem untuk mengirimkan data ke device lain yang terkoneksi secara langsung.